Kamis, 13 Desember 2012

PERTAMBANGANN URANIUM





1.Dampak Pertambangan Uranium
      risiko kesehatan serius akibat paparan radiasi gamma dan menghirup gas radon. Ini menyebabkan kanker. Radiasi dan gas radon radioaktif dapat mempengaruhi penambang serta orang yang hidup dan bekerja dekat dengan area pertambangan dan jalan yang digunakan untuk mengangkut bijih dan kue kuning.
Perusakan lingkungan. Tambang terbuka-pit dapat mencapai ratusan meter luas dan mendalam. Seperti namanya, lubang besar akan digali yang dapat berakibat kerusakan ekosistem setempat.
Pencemaran lingkungan dengan bahan radioaktif. Radioaktivitas, baik dalam padat, cair atau gas negara, diangkut melalui udara, air dan dalam tanah dan karena itu negatif mempengaruhi kualitas mereka.
Kekurangan air. pertambangan Uranium dan penggilingan kebutuhan masukan dari sejumlah besar air tawar. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan air di sektor lain dari masyarakat seperti di banyak tempat di Afrika air sudah bermasalah.
Limbah batu. Limbah-rock mengandung nilai rendah uranium yang dapat dibawa pergi oleh angin.

2.PROSES PERIZINAN TAMBANG Uranium
     Dibalik kompleksitas dan keanekaragaman hayati yang dimiliki, terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap gangguan dan ancaman (Medrizam et al., 2004), baik gangguan alami seperti gelombang, tsunami, dan pemutihan karang (coral bleaching) (Westmacott et al., 2000) maupun gangguan akibat faktor anthropogenic (akibat aktivitas manusia) seperti pembangunan wilayah pesisir, pencemaran organik dan logam berat serta berbagai kegiatan tak berkelanjutan lainnya (Supriharyono 2000; Burke et al. 2002).
Logam berat tembaga (Cu) merupakan salah satu polutan di perairan laut yang berasal dari berbagai buangan industri, limbah rumah tangga atau pertanian dan cat antifouling (Mitchelmore et al., 2007). Dalam konsentrasi yang sangat rendah, Cu menjadi logam esensial bagi organisme namun dalam konsentrasi yang lebih tinggi dapat bersifat toksik bagi organisme laut (Ringwood 1992 dalam Victor & Richmond 2005) termasuk pada hewan karang.
Paparan karang terhadap Cu dalam konsentrasi dan periode tertentu dapat memberikan efek negatif pada metabolisme (Alutoin et al. 2001; Bielmyer et al. 2010), proses kalsifikasi kerangka kapur, pertumbuhan (Bielmyer et al., 2010), bahkan proses reproduksi (Negri & Heyward 2001; Reichelt-Brushett & Harrison 1999; Reichelt-Brushett & Michalek-Wagner 2005; Victor & Richmond 2005) dan penempelan (settlement) karang (Negri & Heyward, 2001).


A. LOGAM TEMBAGA (Cu)

1. Terminologi Tembaga (Cu)
Tembaga dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu. Dalam tabel periodik unsur-unsur kimia, Cu menempati golongan 11 dengan nomor atom (NA) 29 dan bobot atom (BA) 63.546.
  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLHrM8amA9Ri2JytN4B5qMNZ4Ns0XmXXAwzqJJj9sxM9QU4bWBqK_tcaGK9rSPE5_gxMY8zC1LZp6xLIm8rpgXYI75-5zpUDv0ZIHjvUHJL5r2PWS7xB_jryJk6TEe9pMmYgXf9fEatNM/s320/cu.JPG
(www.webmineral.com)

Unsur logam ini berbentuk kristal berwarna kemerah-merahan karena adanya lapisan tipis tarnish yang teroksidasi saat terkena udara.
2. Karakteristik Tembaga (Cu)
Secara kimia, senyawa-senyawa yang dibentuk oleh Cu memiliki bilangan valensi +1 dan +2. Cu yang memiliki valensi +1 sering disebut cuppro sedangkan yang bervalensi +2 sering dinamakan cuppry. Kedua jenis ion Cu tersebut dapat membentuk kompleksi-kompleksi yang sangat stabil, misalnya Cu(NH3)6.Logam Cu dan beberapa bentuk persenyawaannya seperti CuCO3, CuO, Cu(OH)2 dan Cu(CN)2 tidak dapat larut dalam air sehingga harus dilarutkan dalam asam. Cu juga bereaksi dengan larutan yang mengandung sulfida atau hidrogen sulfida.

3. Tembaga pada Organisme
Logam Cu merupakan logam esensial, dalam artian bahwa Cu diperlukan oleh organisme dalam konsentrasi yang sangat rendah (Duffus, 1980; Palar, 2004). Tubuh manusia secara normal mengandung 1.4 – 2.1 mg Cu per kilogram berat badan. Cu terdistribusi terutama dalam hati, otot dan tulang. Transpor Cu dalam darah dilakukan oleh plasma protein yang disebut ceruloplasmin. Metabolisme dan ekskresi Cu juga dibantu oleh ceruloplasmin yang mentranspor Cu kedalam hati untuk disekresikan melalui empedu yang pada akhirnya dikeluarkan bersama feses.
Pada manusia, Cu tergolong dalam kelompok metalloenzim. Logam Cu diperlukan untuk sistem oksidatif seperti askorbat iksidase, sistikrom C oksidase, polifenol oksidase, amino oksidase dan sebagainya. Cu juga diperlukan dalam bentuk Cu-protein yang memiliki fungsi tertentu seperti pembentukan hemoglobin, kolagen, pembuluh darah dan myelin otak.
  
4. Aplikasi Tembaga
Logam Cu termasuk penghantar panas yang sangat baik dan merupakan penghantar listrik terbaik setelah perak (Argentum/Ag). Oleh karena itu, Cu banyak digunakan dalam bidang elektronika atau kelistrikan. Dalam bidang kelistrikan dan elektronika, Cu digunakan sebagai kabel tembaga, elektromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal, magnetron dalam oven microwave, tabung vacuum, motor elektromagnet dan sebagainya. Pemanfaatan Cu lainnya misalnya adalah sebagai pelapis antifouling pada kapal atau bangunan laut, peralatan memasak, koin (uang logam) dan campuran larutan Fehling.
 
5. Tembaga di Lingkungan Perairan Laut
Unsur tembaga (Cu) di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk senyawa atau senyawa padat dalam bentuk mineral. Pada perairan laut, Cu dapat dijumpai dalam bentuk ion CuCO3+, CuOH+ dan sebagainya.
Secara alamiah, Cu masuk kedalam badan perairan sebagai akibat dari erosi atau pengikisan batuan mineral dan melalui persenyawaan Cu di atmosfer yang terbawa oleh air hujan. Aktifitas antropogenik seperti buangan industri, penambangan Cu, industri galangan kapal dan berbagai aktivitas pelabuhan lainnya merupakan salah satu jalur yang mempercepat peningkatan konsentrasi Cu di perairan laut (Palar, 2004).
Selain kegiatan antropogenik diatas, Cu yang terdapat pada air laut dapat berasal dari komponen herbisida dan fungisida yang diaplikasikan pada pertanian di kawasan pesisir (Cremlyn 1979 dalam Reichelt-Brushett & Harrison 1999) atau komponen dari bahan cat antifouling yang digunakan sebagai pelapis kapal (Selinger 1989 dalam Reichelt-Brushett & Harrison 1999) atau bangunan pantai lainnya.
Konsentrasi Cu pada perairan yang relatif belum tercemar berkisar antara 0.01 µg/L – 0.03 µg/L (Sadiq 1992 dalam Victor & Richmond 2005) sedangkan pada perairan laut yang tercemar berat, konsentrasi Cu dapat mencapai 30 µg/L (Sadiq 1992 dalam Mitchelmore et al. 2007) bahkan 50 µg/L (Chester 1990 dalam Mitchelmore et al. 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar