1.Dampak Pertambangan Uranium
risiko kesehatan serius akibat paparan radiasi gamma dan menghirup gas radon. Ini menyebabkan kanker. Radiasi dan gas radon radioaktif dapat mempengaruhi penambang serta orang yang hidup dan bekerja dekat dengan area pertambangan dan jalan yang digunakan untuk mengangkut bijih dan kue kuning.
Perusakan lingkungan. Tambang terbuka-pit dapat mencapai ratusan meter luas dan mendalam. Seperti namanya, lubang besar akan digali yang dapat berakibat kerusakan ekosistem setempat.
Pencemaran lingkungan dengan bahan radioaktif. Radioaktivitas, baik dalam padat, cair atau gas negara, diangkut melalui udara, air dan dalam tanah dan karena itu negatif mempengaruhi kualitas mereka.
Kekurangan air. pertambangan Uranium dan penggilingan kebutuhan masukan dari sejumlah besar air tawar. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan air di sektor lain dari masyarakat seperti di banyak tempat di Afrika air sudah bermasalah.
Limbah batu. Limbah-rock mengandung nilai rendah uranium yang dapat dibawa pergi oleh angin.
2.PROSES PERIZINAN TAMBANG Uranium
Dibalik kompleksitas dan keanekaragaman hayati yang dimiliki, terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap gangguan dan ancaman (Medrizam et al., 2004), baik gangguan alami seperti gelombang, tsunami, dan pemutihan karang (coral bleaching) (Westmacott et al., 2000) maupun gangguan akibat faktor anthropogenic (akibat aktivitas manusia) seperti pembangunan wilayah pesisir, pencemaran organik dan logam berat serta berbagai kegiatan tak berkelanjutan lainnya (Supriharyono 2000; Burke et al. 2002).
risiko kesehatan serius akibat paparan radiasi gamma dan menghirup gas radon. Ini menyebabkan kanker. Radiasi dan gas radon radioaktif dapat mempengaruhi penambang serta orang yang hidup dan bekerja dekat dengan area pertambangan dan jalan yang digunakan untuk mengangkut bijih dan kue kuning.
Perusakan lingkungan. Tambang terbuka-pit dapat mencapai ratusan meter luas dan mendalam. Seperti namanya, lubang besar akan digali yang dapat berakibat kerusakan ekosistem setempat.
Pencemaran lingkungan dengan bahan radioaktif. Radioaktivitas, baik dalam padat, cair atau gas negara, diangkut melalui udara, air dan dalam tanah dan karena itu negatif mempengaruhi kualitas mereka.
Kekurangan air. pertambangan Uranium dan penggilingan kebutuhan masukan dari sejumlah besar air tawar. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan air di sektor lain dari masyarakat seperti di banyak tempat di Afrika air sudah bermasalah.
Limbah batu. Limbah-rock mengandung nilai rendah uranium yang dapat dibawa pergi oleh angin.
2.PROSES PERIZINAN TAMBANG Uranium
Dibalik kompleksitas dan keanekaragaman hayati yang dimiliki, terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap gangguan dan ancaman (Medrizam et al., 2004), baik gangguan alami seperti gelombang, tsunami, dan pemutihan karang (coral bleaching) (Westmacott et al., 2000) maupun gangguan akibat faktor anthropogenic (akibat aktivitas manusia) seperti pembangunan wilayah pesisir, pencemaran organik dan logam berat serta berbagai kegiatan tak berkelanjutan lainnya (Supriharyono 2000; Burke et al. 2002).
Logam berat
tembaga (Cu) merupakan salah satu polutan di perairan laut yang berasal dari
berbagai buangan industri, limbah rumah tangga atau pertanian dan cat antifouling
(Mitchelmore et al., 2007). Dalam konsentrasi yang sangat rendah, Cu menjadi
logam esensial bagi organisme namun dalam konsentrasi yang lebih tinggi dapat
bersifat toksik bagi organisme laut (Ringwood 1992 dalam Victor & Richmond
2005) termasuk pada hewan karang.
Paparan
karang terhadap Cu dalam konsentrasi dan periode tertentu dapat memberikan efek
negatif pada metabolisme (Alutoin et al. 2001; Bielmyer et al.
2010), proses kalsifikasi kerangka kapur, pertumbuhan (Bielmyer et al.,
2010), bahkan proses reproduksi (Negri & Heyward 2001; Reichelt-Brushett
& Harrison 1999; Reichelt-Brushett & Michalek-Wagner 2005; Victor &
Richmond 2005) dan penempelan (settlement) karang (Negri & Heyward,
2001).
A. LOGAM TEMBAGA (Cu)
1. Terminologi Tembaga (Cu)
Tembaga
dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu. Dalam tabel periodik
unsur-unsur kimia, Cu menempati golongan 11 dengan nomor atom (NA) 29 dan bobot
atom (BA) 63.546.
(www.webmineral.com)
Unsur logam
ini berbentuk kristal berwarna kemerah-merahan karena adanya lapisan tipis tarnish
yang teroksidasi saat terkena udara.
2. Karakteristik Tembaga (Cu)
Secara
kimia, senyawa-senyawa yang dibentuk oleh Cu memiliki bilangan valensi +1 dan
+2. Cu yang memiliki valensi +1 sering disebut cuppro sedangkan yang
bervalensi +2 sering dinamakan cuppry. Kedua jenis ion Cu tersebut dapat
membentuk kompleksi-kompleksi yang sangat stabil, misalnya Cu(NH3)6.Logam
Cu dan beberapa bentuk persenyawaannya seperti CuCO3, CuO, Cu(OH)2
dan Cu(CN)2 tidak dapat larut dalam air sehingga harus dilarutkan
dalam asam. Cu juga bereaksi dengan larutan yang mengandung sulfida atau
hidrogen sulfida.
3. Tembaga pada Organisme
Logam Cu
merupakan logam esensial, dalam artian bahwa Cu diperlukan oleh organisme dalam
konsentrasi yang sangat rendah (Duffus, 1980; Palar, 2004). Tubuh manusia
secara normal mengandung 1.4 – 2.1 mg Cu per kilogram berat badan. Cu
terdistribusi terutama dalam hati, otot dan tulang. Transpor Cu dalam darah
dilakukan oleh plasma protein yang disebut ceruloplasmin. Metabolisme
dan ekskresi Cu juga dibantu oleh ceruloplasmin yang mentranspor Cu kedalam
hati untuk disekresikan melalui empedu yang pada akhirnya dikeluarkan bersama
feses.
Pada
manusia, Cu tergolong dalam kelompok metalloenzim. Logam Cu diperlukan untuk
sistem oksidatif seperti askorbat iksidase, sistikrom C oksidase, polifenol
oksidase, amino oksidase dan sebagainya. Cu juga diperlukan dalam bentuk
Cu-protein yang memiliki fungsi tertentu seperti pembentukan hemoglobin,
kolagen, pembuluh darah dan myelin otak.
4. Aplikasi Tembaga
Logam Cu
termasuk penghantar panas yang sangat baik dan merupakan penghantar listrik
terbaik setelah perak (Argentum/Ag). Oleh karena itu, Cu banyak digunakan dalam
bidang elektronika atau kelistrikan. Dalam bidang kelistrikan dan elektronika,
Cu digunakan sebagai kabel tembaga, elektromagnet, papan sirkuit, solder bebas
timbal, magnetron dalam oven microwave, tabung vacuum, motor elektromagnet dan
sebagainya. Pemanfaatan Cu lainnya misalnya adalah sebagai pelapis antifouling
pada kapal atau bangunan laut, peralatan memasak, koin (uang logam) dan
campuran larutan Fehling.
5. Tembaga di Lingkungan Perairan Laut
Unsur
tembaga (Cu) di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi
lebih banyak ditemukan dalam bentuk senyawa atau senyawa padat dalam bentuk
mineral. Pada perairan laut, Cu dapat dijumpai dalam bentuk ion CuCO3+,
CuOH+ dan sebagainya.
Secara
alamiah, Cu masuk kedalam badan perairan sebagai akibat dari erosi atau
pengikisan batuan mineral dan melalui persenyawaan Cu di atmosfer yang terbawa oleh
air hujan. Aktifitas antropogenik seperti buangan industri, penambangan Cu,
industri galangan kapal dan berbagai aktivitas pelabuhan lainnya merupakan
salah satu jalur yang mempercepat peningkatan konsentrasi Cu di perairan laut
(Palar, 2004).
Selain kegiatan
antropogenik diatas, Cu yang terdapat pada air laut dapat berasal dari komponen
herbisida dan fungisida yang diaplikasikan pada pertanian di kawasan pesisir
(Cremlyn 1979 dalam Reichelt-Brushett & Harrison 1999) atau komponen
dari bahan cat antifouling yang digunakan sebagai pelapis kapal
(Selinger 1989 dalam Reichelt-Brushett & Harrison 1999) atau
bangunan pantai lainnya.
Konsentrasi
Cu pada perairan yang relatif belum tercemar berkisar antara 0.01 µg/L – 0.03
µg/L (Sadiq 1992 dalam Victor & Richmond 2005) sedangkan pada
perairan laut yang tercemar berat, konsentrasi Cu dapat mencapai 30 µg/L (Sadiq
1992 dalam Mitchelmore et al. 2007) bahkan 50 µg/L (Chester 1990 dalam
Mitchelmore et al. 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar