LAYERS DALAM JARINGAN
Ø Osilayers (Open System Interconnection)
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference
Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang
dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di
Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System
Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis
OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan
komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk
standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar
pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak
protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat
banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis
untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya
inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor
berikut:
Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model
referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering
Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol
TCP/IP yang populer digunakan.
Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa
fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus,
sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan)
diulang-ulang pada beberapa lapisan.
Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol
jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol
OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan
mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open
Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya
ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI
Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah
model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam
jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata,
semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan
tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference
Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa
protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan
berinteraksi.
Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol
data unit pada setiap lapisan OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni
sebagai berikut:
7
Application layer
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan
fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan,
dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan
ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
6
Presentation layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak
ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui
jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak
redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows
NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote
Desktop Protocol (RDP)).
5
Session layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat
dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan
resolusi nama.
4
Transport layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali
pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat
sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
3
Network layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
2
Data-link layer
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level
ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan
switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua
level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access
Control (MAC).
1
Physical layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan,
metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya
Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level
ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat
berinteraksi dengan media kabel atau radio.
Ø TCP/IP MODEL
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
Transmission Control Protocol/Internet Protocol Adalah
standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses
tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan
Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol
ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan
protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan
dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang
diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an
hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan
komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN).
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen
terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat
digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana
yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa
ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di
Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok
untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan
keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu,
mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet.
Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society
(ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force
(IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan,
dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for
Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.
Ø Fungsi Lapisan
TCP/IP
Fungsi masing-masing lapisan TCP/IP yaitu:
1. Lapisan
Aplikasi
Menyimpan semua aplikasi yang menggunkan protokol TCP/IP, kemudian
membangun hubungan antara dua komputer.
2. Lapisan Transport
Berisi
protokol yang bertanggung jawab untuk terseleng- garanya komunikasi antara 2
buah komputer, yaitu protokol TCP dan UDP
3. Lapisan
Internet
Berisi
protokol yang bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang
tepat, yaitu protokol IP, ARP dan ICMP
4. Lapisan
Network
Bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik
seperti kabel, serat optik dan gelombang radio.
Ø Asymmetric digital
subscriber line
Asymmetric digital subscriber line (disingkat ADSL) adalah
salah satu bentuk dari teknologi digital subscriber line. Ciri khas ADSL adalah
sifatnya yang asimetrik, sehingga data ditransferkan dalam kecepatan yang
berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain
Sebelum ADSL, ada sistem yang disebut dial-up. Sistem ini
menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung dengan
penyelenggara jasa Internet. Namun dalam penggunaannya, dial-up memiliki
beberapa kekurangan. Seperti rendahnya kecepatan dalam mengakses Internet,
terlebih pada waktu tertentu yang merupakan waktu sibuk atau office hour.
Selain itu, karena menggunakan sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan
telepon bila sedang melakukan koneksi Internet. Penggunaan sambungan telepon
juga memungkinkan tingginya tingkat gangguan atau noise bila sedang menggunakan
Internet. Kekurangan lainnya adalah sistem penghitungan tarif dial-up yang
masih berdasarkan waktu dan mahal.
ADSL merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping
SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses Internet
menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau
injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data
dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat
yang disebut digital subscriber line access multiplexer. Untuk mencapai tingkat
kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain
halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz
sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia seperti Speedy,
kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128
kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih
cocok untuk penggunaan pribadi. umumnya, pengguna pribadi lebih banyak kegiatan
menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mengunduh data, gambar,
musik, ataupun video.
Cara penggunaan
Adapun cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama
tersedianya perangkat ADSL. Setelah itu, pemeriksaan keberadaan nomor telepon
yang disediakan Telkom Indonesia. Perlu diperhatikan jarak antara gardu Telkom
dengan lokasi tempat pemasangan. Jarak sangat berpengaruh pada kecepatan
koneksi Internet menggunakan ASDL. Setelah nomor telepon sudah terdaftar dan
jarak sudah diperhitungkan, selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan
telepon. Untuk menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, ada sebuah alat
yang disebut sebagai splitter atau pembagi line. Splitter berfungsi untuk
menghilangkan gangguan ketika menggunakan Internet dan berkomunikasi melalui
telepon secara bersamaan.
Karakteristik
tyle='mso-ansi-language:IN'> yang membantu kabel telepon
biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia
berkat adanya sebuah perangkat yang disebut digital subscriber line access
multiplexer. Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan
sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang
dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan
ADSL di Indonesia seperti Speedy, kecepatan yang ditawarkan berkisar antara
1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream
inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk penggunaan pribadi. umumnya,
pengguna pribadi lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim.
Seperti mengunduh data, gambar, musik, ataupun video.
Penghala dengan Wi-Fi yang biasa digunakan untuk jaringan
wilayah lokal dengan koneksi ASDL.
ADSL memiliki bermacam-macam kecepatan akses, tergantung
jenis router, USB, dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang
dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada
juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN. Lebih baik
memilih modem ADSL yang terdapat tombol on dan off, supaya dapat mengatur
penggunaan koneksi sebanyak yang kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang
digunakan. Terlebih di Indonesia masih menggunakan penghitungan waktu atau
banyaknya bandwidth yang digunakan.
Hal penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya
lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi.
Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, power, dan DSL. Ada
juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.
Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang
terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Lampu DSL menunjukkan koneksi sudah
terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus
data ketika seseorang melakukan browsing.
Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan
ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan kata sandi. Hal ini digunakan
untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh
penyelenggara jasa Internet. Alamat IP yang kita miliki akan menjadi gerbang
untuk memasuki jaringan. Jika kita mengubah password untuk login, maka kita
perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses
sesuai prosedur, maka koneksi Internet dengan ADSL dapat digunakan.
Penggunaan ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar
hanya di pulau Jawa, tapi sudah meluas ke penjuru wilayah Indonesia. Walaupun
kualitas yang ditawarkan masih banyak mengalami masalah. Dengan adanya ADSL
dalam akses Internet, ini sangat membantu dibandingkan dengan cara lama yang
menggunakan sistem dial-up.
Kelebihan
Pembagian frekuensi menjadi dua, yaitu frekuensi tinggi
untuk menghantarkan data, sementara frekuensi rendah untuk menghantarkan suara
dan faksimile.
Bagi pengguna di Indonesia yang menggunakan layanan Speedy,
ADSL membuat akses Internet menjadi jauh lebih murah. Akses Internet tanpa
khawatir dengan tagihan yang tidak sesuai yang diharapkan.
Kekurangan
Berpengaruhnya jarak pada kecepatan pengiriman data. Semakin
jauh jarak antara modem dengan komputer, atau saluran telepon kita dengan
digital subscriber line access multiplexer yang terdapat di gardu telepon, maka
semakin lambat pula kecepatan mengakses Internet.
Penggunaan kabel tembaga masih dominan digunakan, karena
kabel serat optik masih belum merata digunakan. Hal ini menjadi akses Internet
belum maksimal seperti yang diharapkan untuk penggunaan data saat ini.
Ø SDSL (Symmetric
Digital Subscriber Line)
Symmetric Digital Subscriber Line adalah layanan akses
Internet kecepatan tinggi dengan pencocokan upstream dan downstream kecepatan
data. Artinya, data dapat dikirim ke Internet dari mesin klien atau diterima
dari Internet dengan ketersediaan bandwidth yang sama di kedua arah. Dari fitur
ini kita bisa tahu bahwa layanan ini sangat baik dari segi kecepatan. Biasanya,
layanan DSL adalah asimetris (ADSL), dengan sebagian besar bandwidth yang
disediakan untuk menerima data, tidak mengirimnya. Layanan SDSL biasanya
digunakan oleh perusahaan dengan kehadiran kebutuhan Web, VPN, extranet atau
intranet. Dalam kasus ini client server mungkin diperlukan untuk meng-upload
sejumlah besar data ke Internet secara teratur. ADSL akan lambat dan tidak
memadai untuk tujuan ini, karena bandwidth yang tersedia untuk upload biasanya
kurang dari 1 megabit per detik (mbps). Bandwidth yang SDSL bisa setinggi 7
mbps di kedua arah.
Sebuah penawaran penyedia layanan SDSL menawarkan nilai yang
berbeda untuk berbagai harga. Semakin cepat laju data, semakin mahal harga
layanannya. Biasanya, kontrak jangka panjang yang diperlukan untuk layanan SDSL
terlepas dari kelas yang dipilih. SDSL menggunakan frekuensi digital dalam
perjalanan lintas telepon untuk mengirim dan menerima data. Bila menggunakan
saluran telepon untuk SDSL, line telepon dan faks harus dihentikan. Oleh karena
itu line khusus, atau tambahan diperlukan untuk layanan SDSL. Ini berbeda dari
ADSL, yang “menyisakan ruang” untuk kedua peralatan telepon analog standar dan
sinyal digital, sehingga seseorang dapat berbicara di telepon atau menggunakan
mesin fax saat online.
Layanan SDSL adalah layanan “always on”, yang berarti bahwa
komputer ini aktif terhubung ke Internet. Jika komputer aktif, koneksi internet
akan terus aktif. SDSL memerlukan layanan modem SDSL, biasanya diberikan oleh
penyedia layanan Internet. Modem SDSL kemungkinan akan membutuhkan same-vendor
peralatan di LAN, DSL atau chipset. Selain bisnis, SDSL juga dapat melayani
individu yang membutuhkan kecepatan upload tinggi. Berbagi jaringan komputer
misalnya, telah menjadi sangat populer, dan dengan itu kebutuhan untuk program
upload dan file – file sering sangat besar. SDSL adalah pilihan yang baik untuk
berbagi jaringan kelas berat, selama pengguna memiliki saluran telepon lain
untuk mendedikasikan ke layanan tersebut atau memilih untuk menghentikan
layanan telepon saat online. SDSL tidak tersedia di semua area dan kecepatan
mungkin bervariasi tergantung pada jarak fisik Anda dari hub lokal. SDSL juga
lebih mahal daripada ADSL, tapi juga mempunyai beda bagi mereka yang menuntut
kebutuhan prima.
Ø WiFi
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang
memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan
Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada
spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b,
seperti 802.11 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru
tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh
hingga kecepatan transfernya
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel
dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk
mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu
nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung
dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot)
terdekat.
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11.
Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:
802.11a
802.11b
802.11g
802.11n
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi,
pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan izin dari pengatur lokal (misal,
Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih
tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini
(berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50
MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz),
berpusat di frekuensi berikut:
Channel 1 – 2,412 MHz;
Channel 2 – 2,417 MHz;
Channel 3 – 2,422 MHz;
Channel 4 – 2,427 MHz;
Channel 5 – 2,432 MHz;
Channel 6 – 2,437 MHz;
Channel 7 – 2,442 MHz;
Channel 8 – 2,447 MHz;
Channel 9 – 2,452 MHz;
Channel 10 – 2,457 MHz;
Channel 11 – 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian
teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat
WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi
merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet)
yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas
interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan
sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical
and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor
802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu
bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area
Network (WMAN).
Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan
bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut
frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang
berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau
juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat –khususnya di kalangan komunitas
Internet– menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor.
Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat
mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau
browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital
assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access
point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut –yang dibangun
oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan–
dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau
hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi
Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong
Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar
dunia.
Beberapa pengamat bahkanLAYERS DALAM JARINGAN
Ø Osilayers (Open System Interconnection)
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference
Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang
dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di
Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System
Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis
OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan
komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk
standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar
pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak
protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat
banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis
untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya
inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor
berikut:
Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model
referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering
Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol
TCP/IP yang populer digunakan.
Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa
fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus,
sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan)
diulang-ulang pada beberapa lapisan.
Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol
jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol
OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan
mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open
Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya
ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI
Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah
model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam
jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata,
semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan
tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference
Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa
protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan
berinteraksi.
Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol
data unit pada setiap lapisan OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni
sebagai berikut:
7
Application layer
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan
fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan,
dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan
ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
6
Presentation layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak
ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui
jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak
redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows
NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote
Desktop Protocol (RDP)).
5
Session layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat
dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan
resolusi nama.
4
Transport layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali
pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat
sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
3
Network layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
2
Data-link layer
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level
ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan
switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua
level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access
Control (MAC).
1
Physical layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan,
metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya
Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level
ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat
berinteraksi dengan media kabel atau radio.
Ø TCP/IP MODEL
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
Transmission Control Protocol/Internet Protocol Adalah
standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses
tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan
Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol
ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan
protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan
dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang
diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an
hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan
komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN).
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen
terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat
digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana
yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa
ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di
Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok
untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan
keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu,
mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet.
Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society
(ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force
(IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan,
dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for
Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.
Ø Fungsi Lapisan
TCP/IP
Fungsi masing-masing lapisan TCP/IP yaitu:
1. Lapisan
Aplikasi
Menyimpan semua aplikasi yang menggunkan protokol TCP/IP, kemudian
membangun hubungan antara dua komputer.
2. Lapisan Transport
Berisi
protokol yang bertanggung jawab untuk terseleng- garanya komunikasi antara 2
buah komputer, yaitu protokol TCP dan UDP
3. Lapisan
Internet
Berisi
protokol yang bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang
tepat, yaitu protokol IP, ARP dan ICMP
4. Lapisan
Network
Bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik
seperti kabel, serat optik dan gelombang radio.
Ø Asymmetric digital
subscriber line
Asymmetric digital subscriber line (disingkat ADSL) adalah
salah satu bentuk dari teknologi digital subscriber line. Ciri khas ADSL adalah
sifatnya yang asimetrik, sehingga data ditransferkan dalam kecepatan yang
berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain
Sebelum ADSL, ada sistem yang disebut dial-up. Sistem ini
menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung dengan
penyelenggara jasa Internet. Namun dalam penggunaannya, dial-up memiliki
beberapa kekurangan. Seperti rendahnya kecepatan dalam mengakses Internet,
terlebih pada waktu tertentu yang merupakan waktu sibuk atau office hour.
Selain itu, karena menggunakan sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan
telepon bila sedang melakukan koneksi Internet. Penggunaan sambungan telepon
juga memungkinkan tingginya tingkat gangguan atau noise bila sedang menggunakan
Internet. Kekurangan lainnya adalah sistem penghitungan tarif dial-up yang
masih berdasarkan waktu dan mahal.
ADSL merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping
SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses Internet
menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau
injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data
dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat
yang disebut digital subscriber line access multiplexer. Untuk mencapai tingkat
kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain
halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz
sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia seperti Speedy,
kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128
kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih
cocok untuk penggunaan pribadi. umumnya, pengguna pribadi lebih banyak kegiatan
menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mengunduh data, gambar,
musik, ataupun video.
Cara penggunaan
Adapun cara-cara penggunaan ADSL di Indonesia, pertama
tersedianya perangkat ADSL. Setelah itu, pemeriksaan keberadaan nomor telepon
yang disediakan Telkom Indonesia. Perlu diperhatikan jarak antara gardu Telkom
dengan lokasi tempat pemasangan. Jarak sangat berpengaruh pada kecepatan
koneksi Internet menggunakan ASDL. Setelah nomor telepon sudah terdaftar dan
jarak sudah diperhitungkan, selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan
telepon. Untuk menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, ada sebuah alat
yang disebut sebagai splitter atau pembagi line. Splitter berfungsi untuk
menghilangkan gangguan ketika menggunakan Internet dan berkomunikasi melalui
telepon secara bersamaan.
Karakteristik
tyle='mso-ansi-language:IN'> yang membantu kabel telepon
biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia
berkat adanya sebuah perangkat yang disebut digital subscriber line access
multiplexer. Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan
sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang
dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan
ADSL di Indonesia seperti Speedy, kecepatan yang ditawarkan berkisar antara
1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream
inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk penggunaan pribadi. umumnya,
pengguna pribadi lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim.
Seperti mengunduh data, gambar, musik, ataupun video.
Penghala dengan Wi-Fi yang biasa digunakan untuk jaringan
wilayah lokal dengan koneksi ASDL.
ADSL memiliki bermacam-macam kecepatan akses, tergantung
jenis router, USB, dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang
dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada
juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN. Lebih baik
memilih modem ADSL yang terdapat tombol on dan off, supaya dapat mengatur
penggunaan koneksi sebanyak yang kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang
digunakan. Terlebih di Indonesia masih menggunakan penghitungan waktu atau
banyaknya bandwidth yang digunakan.
Hal penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya
lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi.
Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, power, dan DSL. Ada
juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.
Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang
terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Lampu DSL menunjukkan koneksi sudah
terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus
data ketika seseorang melakukan browsing.
Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan
ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan kata sandi. Hal ini digunakan
untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh
penyelenggara jasa Internet. Alamat IP yang kita miliki akan menjadi gerbang
untuk memasuki jaringan. Jika kita mengubah password untuk login, maka kita
perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses
sesuai prosedur, maka koneksi Internet dengan ADSL dapat digunakan.
Penggunaan ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar
hanya di pulau Jawa, tapi sudah meluas ke penjuru wilayah Indonesia. Walaupun
kualitas yang ditawarkan masih banyak mengalami masalah. Dengan adanya ADSL
dalam akses Internet, ini sangat membantu dibandingkan dengan cara lama yang
menggunakan sistem dial-up.
Kelebihan
Pembagian frekuensi menjadi dua, yaitu frekuensi tinggi
untuk menghantarkan data, sementara frekuensi rendah untuk menghantarkan suara
dan faksimile.
Bagi pengguna di Indonesia yang menggunakan layanan Speedy,
ADSL membuat akses Internet menjadi jauh lebih murah. Akses Internet tanpa
khawatir dengan tagihan yang tidak sesuai yang diharapkan.
Kekurangan
Berpengaruhnya jarak pada kecepatan pengiriman data. Semakin
jauh jarak antara modem dengan komputer, atau saluran telepon kita dengan
digital subscriber line access multiplexer yang terdapat di gardu telepon, maka
semakin lambat pula kecepatan mengakses Internet.
Penggunaan kabel tembaga masih dominan digunakan, karena
kabel serat optik masih belum merata digunakan. Hal ini menjadi akses Internet
belum maksimal seperti yang diharapkan untuk penggunaan data saat ini.
Ø SDSL (Symmetric
Digital Subscriber Line)
Symmetric Digital Subscriber Line adalah layanan akses
Internet kecepatan tinggi dengan pencocokan upstream dan downstream kecepatan
data. Artinya, data dapat dikirim ke Internet dari mesin klien atau diterima
dari Internet dengan ketersediaan bandwidth yang sama di kedua arah. Dari fitur
ini kita bisa tahu bahwa layanan ini sangat baik dari segi kecepatan. Biasanya,
layanan DSL adalah asimetris (ADSL), dengan sebagian besar bandwidth yang
disediakan untuk menerima data, tidak mengirimnya. Layanan SDSL biasanya
digunakan oleh perusahaan dengan kehadiran kebutuhan Web, VPN, extranet atau
intranet. Dalam kasus ini client server mungkin diperlukan untuk meng-upload
sejumlah besar data ke Internet secara teratur. ADSL akan lambat dan tidak
memadai untuk tujuan ini, karena bandwidth yang tersedia untuk upload biasanya
kurang dari 1 megabit per detik (mbps). Bandwidth yang SDSL bisa setinggi 7
mbps di kedua arah.
Sebuah penawaran penyedia layanan SDSL menawarkan nilai yang
berbeda untuk berbagai harga. Semakin cepat laju data, semakin mahal harga
layanannya. Biasanya, kontrak jangka panjang yang diperlukan untuk layanan SDSL
terlepas dari kelas yang dipilih. SDSL menggunakan frekuensi digital dalam
perjalanan lintas telepon untuk mengirim dan menerima data. Bila menggunakan
saluran telepon untuk SDSL, line telepon dan faks harus dihentikan. Oleh karena
itu line khusus, atau tambahan diperlukan untuk layanan SDSL. Ini berbeda dari
ADSL, yang “menyisakan ruang” untuk kedua peralatan telepon analog standar dan
sinyal digital, sehingga seseorang dapat berbicara di telepon atau menggunakan
mesin fax saat online.
Layanan SDSL adalah layanan “always on”, yang berarti bahwa
komputer ini aktif terhubung ke Internet. Jika komputer aktif, koneksi internet
akan terus aktif. SDSL memerlukan layanan modem SDSL, biasanya diberikan oleh
penyedia layanan Internet. Modem SDSL kemungkinan akan membutuhkan same-vendor
peralatan di LAN, DSL atau chipset. Selain bisnis, SDSL juga dapat melayani
individu yang membutuhkan kecepatan upload tinggi. Berbagi jaringan komputer
misalnya, telah menjadi sangat populer, dan dengan itu kebutuhan untuk program
upload dan file – file sering sangat besar. SDSL adalah pilihan yang baik untuk
berbagi jaringan kelas berat, selama pengguna memiliki saluran telepon lain
untuk mendedikasikan ke layanan tersebut atau memilih untuk menghentikan
layanan telepon saat online. SDSL tidak tersedia di semua area dan kecepatan
mungkin bervariasi tergantung pada jarak fisik Anda dari hub lokal. SDSL juga
lebih mahal daripada ADSL, tapi juga mempunyai beda bagi mereka yang menuntut
kebutuhan prima.
Ø WiFi
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang
memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan
Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada
spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b,
seperti 802.11 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru
tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh
hingga kecepatan transfernya
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel
dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk
mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu
nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung
dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot)
terdekat.
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11.
Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:
802.11a
802.11b
802.11g
802.11n
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi,
pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan izin dari pengatur lokal (misal,
Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih
tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini
(berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50
MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz),
berpusat di frekuensi berikut:
Channel 1 – 2,412 MHz;
Channel 2 – 2,417 MHz;
Channel 3 – 2,422 MHz;
Channel 4 – 2,427 MHz;
Channel 5 – 2,432 MHz;
Channel 6 – 2,437 MHz;
Channel 7 – 2,442 MHz;
Channel 8 – 2,447 MHz;
Channel 9 – 2,452 MHz;
Channel 10 – 2,457 MHz;
Channel 11 – 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian
teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat
WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi
merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet)
yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas
interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan
sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical
and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor
802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu
bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area
Network (WMAN).
Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan
bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut
frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang
berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau
juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat –khususnya di kalangan komunitas
Internet– menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor.
Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat
mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau
browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital
assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access
point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut –yang dibangun
oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan–
dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau
hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi
Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong
Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar
dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006,
akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di
Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi
hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika,
atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002
(www.analysys.com).
Hardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa :
PCI
USB
PCMCIA
Compact Flash
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu
Ad-Hoc. Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa
komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah
Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya
2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point
Infrastruktur. Menggunakan Access Point yang berfungsi
sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat
saling terhubung melalui jaringan (Network).
Terdapat beberapa jenis pengaturan keamanan jaringan Wi-fi,
antara lain:
WPA Pre-Shared Key
WPA RADIUS
WPA2 Pre-Shared Key Mixed
WPA2 RADIUS Mixed
RADIUS
WEP telah memprediksi pada tahun 2006,
akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di
Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi
hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika,
atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002
(www.analysys.com).
Hardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa :
PCI
USB
PCMCIA
Compact Flash
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu
Ad-Hoc. Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa
komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah
Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya
2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point
Infrastruktur. Menggunakan Access Point yang berfungsi
sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat
saling terhubung melalui jaringan (Network).
Terdapat beberapa jenis pengaturan keamanan jaringan Wi-fi,
antara lain:
WPA Pre-Shared Key
WPA RADIUS
WPA2 Pre-Shared Key Mixed
WPA2 RADIUS Mixed
RADIUS
WEP
Sumber : http://marluganababan-electrical.blogspot.com/2015/05/layers-dalam-jaringan.html
id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI
https://yuliantisafitri.wordpress.com/7-layer-osI